PENGUATAN EKONOMI MARITIM DAN AGRIKULTUR DI INDONESIA
- Penguatan
Ekonomi Maritim
Upaya peningkatan ekonomi maritim yang meliputi potensi maritim
Indonesia, hambatan pembangunan ekonomi maritim, dan upaya pengembangan ekonomi
maritim Indonesia akan dipaparkan satu per satu dalam uraian berikut ini.
a. Potensi Ekonomi Maritim Indonesia
Ekonomi kelautan (marine economy) merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan di
wilayah pesisir dan lautan serta di darat yang menggunakan sumber daya alam
(SDA) dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Ekonomi maritim (maritime economy) merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup
transportasi laut, industri galangan kapal dan perawatannya, pembangunan dan
pengoperasian pelabuhan beserta industri dan jasa terkait.
Salah satu contoh kekayaan Indonesia di bidang ekonomi
maritim yakni dalam bentuk pengembangan rumput laut. Rumput laut merupakan
kekayaan sekaligus keindahan bawah laut untuk menarik wisatawan, baik asing
maupun lokal. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010), terdapat 108
kawasan konservasi perairan dengan luas 15,78 juta ha, yang diharapkan dapat
meningkat menjadi 20 juta ha pada tahun 2020.
Sumber daya alam yang besar dan letaknya strategis (berada di
persilangan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik) serta posisi Indonesia sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia seharusnya menjadi kekuatan penting yang
dapat dimaksimalkan pengembangannya.
Banyaknya kekayaan yang terkandung di laut secara utuh baik
di dalam, di dasar maupun di atas permukaan laut merupakan potensi ekonomi yang
mampu memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional.
b. Kondisi Ekonomi Maritim di
Indonesia dan Negara-Negara ASEAN
Keprihatinan terhadap sektor kelautan nasional mengharuskan
adanya kebijakan strategis untuk mempercepat pengembangan keunggulan di
berbagai sub-sektor kelautan. Pembangunan ekonomi maritim ingin menjadikan
kekayaan potensi kemaritiman sebagai landasan untuk mengadakan ketersediaan
infrastruktur yang berkualitas terutama di sektor kemaritiman. Dengan demikian,
iklim bisnis dan investasi maritim yang baik akan berkembang.
2. Peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya
para nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala
kecil.
3. Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya
kelautan.
4. Menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan
bangsa.
Industri pelayaran nasional saat ini dalam kondisi belum
begitu baik. Ditinjau dari segi daya saing, pangsa muatan armada kapal
nasional masih tergolong rendah. Industri galangan kapal, yang sebenarnya
sangat strategis karena mempunyai rantai hulu-hilir yang panjang, hingga saat
ini belum berkembang. Sistem pelabuhan saat ini hanya berperan sebagai cabang
atau ranting dari Singapura atau pelabuhan luar negeri lainnya. Pelayanannya
masih belum efisien dan belum produktif. Daya saing sumber daya manusia di
sektor pelayaran masih relatif rendah.
c) Sektor Pariwisata Bahari
Pengembangan pariwisata bahari diyakini dapat mempunyai efek
berganda (multiplier effect) yang dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan
pendapatan masyarakat, mendatangkan wisatawan yang berasal dari luar negeri
(devisa). Selain itu, pengembangan pariwisata bahari mempunyai dampak positif
untuk tumbuh-bangkitnya jiwa dan budaya bahari yang dapat memberikan efek
berganda dalam mendorong terwujudnya negara maritim yang tangguh. Namun
demikian, hingga saat ini pariwisata bahari belum berkembang dengan baik.
Contoh ekonomi maritim di ASEAN selain Indonesia antara
lain adalah bahwa Ekonomi maritim di wilayah Asia Tenggara dalam kurun waktu
10-15 tahun terakhir telah mengalami perubahan yang sangat mendasar.
Seperti telah diketahui bahwa kawasan Asia tenggara lebih
dibatasi oleh wilayah perairan, dimana batas negaranya pun masih saling tumpang
tindih dengan negara lain. Laut merupakan tempat penggalian sumber daya alam
yang akan digunakan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya dapat
dikatakan bahwa perikanan merupakan sektor ekonomi andalan di negara ASEAN.
c. Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Maritim di
Indonesia
Bentuk kebijakan lain di bidang ekonomi maritim adalah dalam
menyambut ASEAN Connectivity, Indonesia menyiapkan lima pelabuhan besar.Lima
pelabuhan yang dimaksud adalah Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara, Pelabuhan
Tanjung Priok di Jakarta, serta pelabuhan-pelabuhan di Surabaya, Makassar, dan
Kalimantan. Dari 47 pelabuhan yang akan dikembangkan di ASEAN, 14 di antaranya
ada di Indonesia. Kita ingin lima pelabuhan besar kita itu siap untuk ASEAN
Connectivity, dan Indonesia sebetulnya berkepentingan untuk proyek-proyek sea
transportation ini. Investasi pihak swasta dibutuhkan dalam proyek-proyek ASEAN
Connectivity ini.
Selain itu, dalam pengembangan ekonomi maritim, juga telah
disiapkan kerangka regulasi yang sesuai dengan semua pihak. Karena regulasi
tiap negara di ASEAN sangat berbeda-beda, maka diperlukan harmonisasi regulasi.
Menjelang pemberlakuan MEA, mengatasi masalah sektor perikanan menjadi sebuah
keharusan. Kendala kita menghadapi MEA sekarang ini sesungguhnya bukan pada
aspek perikanan itu sendiri tetapi lebih kepada aspek pemberdayaan terutama
pemberdayaan nelayan karena nelayan sebagai pelaku utama perikanan. Jika
nelayan tidak juga beranjak dari kemiskinan, maka produktivitas menangkap ikan
menurun, dampaknya pendapatan akan turun.
No comments:
Post a Comment