PENGUATAN EKONOMI MARITIM DAN AGRIKULTUR DI INDONESIA | Bene Ngerti
Bene Ngerti

merupakan blog yang berisi tentang artikel yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan wawasan-wawasan mengenai ilmu pengetahuan. Berbagai artikel tentang materi pembelajaran disekolah bisa ditemukan pada blog ini. selain itu blog bene ngerti juga membahas mengenai perangkat-perangkat pembelajaran bagi guru. blog ini juga membahas mengeni sejarah-sejarah atau asal-usul suatu tempat atau kejadian.

Sunday 11 April 2021

PENGUATAN EKONOMI MARITIM DAN AGRIKULTUR DI INDONESIA

  Bene Ngerti       Sunday 11 April 2021

 

PENGUATAN EKONOMI MARITIM DAN AGRIKULTUR DI INDONESIA


  1. Penguatan Ekonomi Maritim

Upaya peningkatan ekonomi maritim yang meliputi potensi maritim Indonesia, hambatan pembangunan ekonomi maritim, dan upaya pengembangan ekonomi maritim Indonesia akan dipaparkan satu per satu dalam uraian berikut ini.

a. Potensi Ekonomi Maritim Indonesia

Ekonomi kelautan (marine economy) merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan serta di darat yang menggunakan sumber daya alam (SDA) dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa. Ekonomi maritim (maritime economy) merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup transportasi laut, industri galangan kapal dan perawatannya, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan beserta industri dan jasa terkait.

Salah satu contoh kekayaan Indonesia di bidang ekonomi maritim yakni dalam bentuk pengembangan rumput laut. Rumput laut merupakan kekayaan sekaligus keindahan bawah laut untuk menarik wisatawan, baik asing maupun lokal. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010), terdapat 108 kawasan konservasi perairan dengan luas 15,78 juta ha, yang diharapkan dapat meningkat menjadi 20 juta ha pada tahun 2020.

Sumber daya alam yang besar dan letaknya strategis (berada di persilangan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik) serta posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia seharusnya menjadi kekuatan penting yang dapat dimaksimalkan pengembangannya.

Banyaknya kekayaan yang terkandung di laut secara utuh baik di dalam, di dasar maupun di atas permukaan laut merupakan potensi ekonomi yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional.

b. Kondisi Ekonomi Maritim di Indonesia dan Negara-Negara ASEAN

Keprihatinan terhadap sektor kelautan nasional mengharuskan adanya kebijakan strategis untuk mempercepat pengembangan keunggulan di berbagai sub-sektor kelautan. Pembangunan ekonomi maritim ingin menjadikan kekayaan potensi kemaritiman sebagai landasan untuk mengadakan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas terutama di sektor kemaritiman. Dengan demikian, iklim bisnis dan investasi maritim yang baik akan berkembang.

Pembangunan di bidang kelautan diarahkan untuk mencapai empat tujuan, yakni:
1. Pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan.

2. Peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala kecil.

3. Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan.

4. Menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan bangsa.

Kondisi ekonomi maritim di Indonesia, dilihat dari:

a) Sektor Pelayaran

Industri pelayaran nasional saat ini dalam kondisi belum begitu baik. Ditinjau dari segi daya saing, pangsa muatan armada kapal nasional masih tergolong rendah. Industri galangan kapal, yang sebenarnya sangat strategis karena mempunyai rantai hulu-hilir yang panjang, hingga saat ini belum berkembang. Sistem pelabuhan saat ini hanya berperan sebagai cabang atau ranting dari Singapura atau pelabuhan luar negeri lainnya. Pelayanannya masih belum efisien dan belum produktif. Daya saing sumber daya manusia di sektor pelayaran masih relatif rendah.

b) Sektor Perikanan

Potensi sektor perikanan Indonesia sangat besar dan sepantasnya Indonesia menjadi negara industri perikanan terbesar di Asia. Namun demikian, kontribusi sektor perikanan terhadap pendapatan nasional masih rendah. Pertambahan kawasan budidaya perikanan pun masih sangat kurang.

c) Sektor Pariwisata Bahari

Pengembangan pariwisata bahari diyakini dapat mempunyai efek berganda (multiplier effect) yang dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendatangkan wisatawan yang berasal dari luar negeri (devisa). Selain itu, pengembangan pariwisata bahari mempunyai dampak positif untuk tumbuh-bangkitnya jiwa dan budaya bahari yang dapat memberikan efek berganda dalam mendorong terwujudnya negara maritim yang tangguh. Namun demikian, hingga saat ini pariwisata bahari belum berkembang dengan baik.

Contoh ekonomi maritim di ASEAN selain Indonesia antara lain adalah bahwa Ekonomi maritim di wilayah Asia Tenggara dalam kurun waktu 10-15 tahun terakhir telah mengalami perubahan yang sangat mendasar.

Seperti telah diketahui bahwa kawasan Asia tenggara lebih dibatasi oleh wilayah perairan, dimana batas negaranya pun masih saling tumpang tindih dengan negara lain. Laut merupakan tempat penggalian sumber daya alam yang akan digunakan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa perikanan merupakan sektor ekonomi andalan di negara ASEAN.

c. Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Maritim di Indonesia

Bentuk kebijakan lain di bidang ekonomi maritim adalah dalam menyambut ASEAN Connectivity, Indonesia menyiapkan lima pelabuhan besar.Lima pelabuhan yang dimaksud adalah Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara, Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, serta pelabuhan-pelabuhan di Surabaya, Makassar, dan Kalimantan. Dari 47 pelabuhan yang akan dikembangkan di ASEAN, 14 di antaranya ada di Indonesia. Kita ingin lima pelabuhan besar kita itu siap untuk ASEAN Connectivity, dan Indonesia sebetulnya berkepentingan untuk proyek-proyek sea transportation ini. Investasi pihak swasta dibutuhkan dalam proyek-proyek ASEAN Connectivity ini.

Selain itu, dalam pengembangan ekonomi maritim, juga telah disiapkan kerangka regulasi yang sesuai dengan semua pihak. Karena regulasi tiap negara di ASEAN sangat berbeda-beda, maka diperlukan harmonisasi regulasi. Menjelang pemberlakuan MEA, mengatasi masalah sektor perikanan menjadi sebuah keharusan. Kendala kita menghadapi MEA sekarang ini sesungguhnya bukan pada aspek perikanan itu sendiri tetapi lebih kepada aspek pemberdayaan terutama pemberdayaan nelayan karena nelayan sebagai pelaku utama perikanan. Jika nelayan tidak juga beranjak dari kemiskinan, maka produktivitas menangkap ikan menurun, dampaknya pendapatan akan turun.


logoblog

Thanks for reading PENGUATAN EKONOMI MARITIM DAN AGRIKULTUR DI INDONESIA

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment